Mengenai Berhubungan Intim Pasangan Suami-istri, Inilah Caranya Menurut Islam

Tulisan Islami, TJI – Berhubungan intim atau jimak merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia. Untuk itu, Islam juga memberikan amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan baik sebelum maupun sesudah berhubungan intim. Salah satu amalan sebelum berhubungan intim adalah disunahkan membaca basmallah terlebih dahulu.

Ilustrasi hubungan intim pasangan suami-istri

Di samping itu, pasangan suami istri juga tidak dilarang menggunakan berbagai gaya atau posisi saat berhubungan intim. Tentu saja, hal ini harus dilakukan dengan benar dan membuat pasangan nyaman. Sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu surah Alquran, yang artinya:

“Istri-istrimu adalah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki.” (QS. Al Baqarah : 223)

Ada beberapa cara berhubungan intim dalam Islam yang patut diketahui pasangan suami istri. Berikut beberapa cara berhubungan intim dalam Islam yang dihimpun redaksi TJI :

Berdoalah Sebelum Berhubungan Intim

Sebelum berhubungan intim, suami istri dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT. Doa sebelum berhubungan intim ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla fil Akhlaq wat Tashawwuf wal Adabil Islamiyah, seperti berikut:

Bismillahil ‘aliyyil ‘azhim. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbi. Allahumma jannibnis syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtani.

Artinya, “Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku.”

Perlu diketahui, sebelum berhubungan intim, pasangan suami istri dianjurkan untuk membaca doa terlebih dahulu. Dengan membaca doa sebelum berhubungan intim, diharapkan mampu mendatangkan perlindungan dari Allah SWT. Adapun mengenai etika berhubungan intim sebagaimana yang dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam karya berjudul Al-Adab fid Din, artinya:

Etika berhubungan badan dengan istri menurut Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya’biyyah, halaman 175), antara lain :

  • mengenakan wangi-wangian
  • menggunakan kata-kata yang lembut
  • mengekspresikan kasih-mesra
  • memberikan kecupan menggelora
  • menunjukkan sayang senantiasa
  • baca bismillah
  • tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan
  • mengenakan selimut atau kain (saat bercinta)
  • tidak menghadap kiblat

Agar saat berhubungan intim lebih nyaman, anda bisa merapikan tempat tidur dan menambahkan aroma ruangan yang menyegarkan. Selain itu, anda juga bisa menunjukan atau megekspresikan kasih sayang, sehingga kondisi psikis tetap terjalin dengan baik.

Adapun beberapa cara berhubungan intim dalam Islam, yaitu sebagai berikut:

1. Disunnahkan untuk membaca basmillah

2. Membaca surat Al-Ikhlash.

3. Membaca takbir dan tahlil (Allohu akbar, Laailaha illalloh)

4. Membaca doa

5. Memakai penutup atau selimut.

6. Memulai dengan cumbu-rayu dan ciuman.

Sebaiknya sebelum berhubungan intim atau jimak, setiap pasangan suami istri dianjurkan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.

Adapun beberapa amalan dalam Islam yang perlu diketahui pasangan suami-istri saat berhubungan intim, di antaranya :

  • Hindari untuk mengadap ke arah kiblat.
  • Hindari terlalu banyak pembicaraan.
  • Ketika istri menjelang orgasme, maka suami membaca doa lagi dalam hati, yaitu ;

“Alhamdulillahil-ladzi khalaqa minal-ma’ basyara faja’alahu nasaban wa shahra wa kana rabbuka qodira.”

  • Usahakan untuk keluar bersama-sama. Pihak suami jangan terburu-buru untuk segera menuntaskan, sebelum pihak perempuan mencapai orgasme.
  • Jika ingin mengulangi jimak yang kedua, sebaiknya membersihkan atau mencuci terlebih dahulu kemaluannya. Tapi bila ingin langsung tidur, sebaiknya ambil wudhu dulu.

Waktu Berhubungan Intim

Waktu berhubungan intim yang baik sebaiknya dilakukan setiap empat hari sekali, tergantung kebutuhan.

Menurut sebagian ulama, disunahkan pada hari Jumat. Dan dimakruhkan untuk berjimak pada awal bulan, tengah bulan, dan akhir bulan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali, yang artinya:

“Dan sebaiknya suami mendatangi istrinya empat hari sekali. Dan ini adalah yang paling ideal, karena jumlah maksimal perempuan (yang boleh dinikahi) itu empat. Selanjutnya boleh juga mengakhirkan sampai batas ini, bisa sebaiknya menambah atau mengurangi sesuai dengan kebutuhan istri dalam tahshin

Dan dimakruhkan bagi suami untuk berjimak pada tiga malam dari satu bulan, yaitu pada awal bulan, akhir, dan tengah bulan. Dikatakan: Sesungguhnya syaitan akan menghadiri jimak yang dilakukan pada malam-malam ini.

Sebagian ulama ada yang mensunnahkan jimak pada hari dan malam Jumat sebagai hasil Tahqiq terhadap salah satu dari dua Ta’wil dari sabda Rasulullah saw :

“Allah akan merahmati orang mencuci dan mandi (pada hari Jumat). Dan jika suami ingin berhubungan badan dengan istrinya untuk yang kedua kali, maka hendaknya ia mencuci kemaluannya.”

Dan dimakruhkan berjimak pada awal malam sampai ia tidak tidur kecuali dalam kondisi tidak suci, maka jika ingin tidur atau makan, hendaknya ia melakukan wudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Demikian ini hukumnya sunnah.” (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Mesir-Mushthafa al-Babi al-Halabi, 1358 H/1939 M, juz, 2, h. 51, 52). **AJS**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *