Dukungan BLK Lembang Menopang Tenaga Kerja Terampil, Hasilkan Bukti Ojeh Riansyah dan yang Lainnya Jadi Sukses

TJI – Pandemi merontokan dunia usaha. Buruh-buruh perkotaan kembali ke desa dan bekerja di pertanian. Sejauhmana kesiapan tenaga kerja pertanian dan dukungan BLK Lembang menopang tenaga kerja terampil.

Ojeh Riansyah, warga Bogor duduk dipelataran depan kandang domba. Ia tersenyum melihat perkembangan hewan ternaknya. Anak-anak domba baru saja lahir dan lincah berlarian di dalam kandang. Domba indukan pun terlihat sehat dan lahap menikmati rumput segar.

Ojeh sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan. Ia kerap kali bekerja di kota dan mendapatkan penghasilan harian. Namun, dimasa pandemi ini, ia merasa khawatir saat bekerja meninggalkan rumahnya di Desa Balungbangjaya. Pandemi Covid membuat ia lebih berhati-hati. Tak hanya
itu, bekerja sebagai buruh bangunan juga tak mudah.

“Kurang menentu bekerja sebagai buruh. Kadang, saya juga buka jasa pijat dirumah buat penghasilan,” katanya.

Beruntung, Ojeh Riansyah bersama warga lainnya mendapatkan pelatihan
budidaya ternak domba dari BLK Lembang. Pelatihan ini memberinya bekal bagaimana budidaya domba secara sehat dan menguntungkan. Pada pertengahan tahun 2020 ia mengikuti pelatihan di desa yang difasilitasi oleh BLK Lembang.

“Pelatihan ini bermanfaat sekali,” katanya.

Kini, Ojeh pun yakin dengan budidaya ternak dombanya. Terlebih pembeli sudah berdatangan ke kandangnya. Bukan hanya membeli untuk keperluan daging tapi juga kotoran domba untuk keperluan pupuk pertanian. Potensi daging domba yang tinggi membuat Ojeh serius menekuni usaha ini.

“Lebih nyaman menjadi peternak domba ketimbang buruh bangunan,” katanya.

Kini, perdesaan menjadi tulang punggung bagi banyak orang. Terlebih
bagi masyarakat yang terdampak akibat pandemi. Buruh-buruh perkotaan yang tak lagi bekerja kembali ke desanya. Dan mengandalkan dunia pertanian sebagai penopang perekonomiannya.

Satu sisi, kembalinya buruh perkotaan ke desa merupakan potensi. Namun,
di sisi lain, perlu kesiapan agar buruh perkotaan ini memiliki keterampilan untuk mengembangkan potensi yang ada di desa. Bukan malah menjadi beban bagi perkembangan desa dan menjadi persoalan baru.

“Kami ingin hidupkan kembali lahan tidak produktif yang dulunya bekas kolamkolam ikan. Kolam-kolam tersebut banyak ditinggalkan pemiliknya karena tidak produktif,” kata Dede Satria, alumni BLK Lembang.

Selain menjadi guru, Dede Satria bersama warga lainnya menekuni
usaha budidaya ikan nila ini. Hasil usaha kelompok ini mereka jual kerumah makan di sekitar Pangandaran. Teramsuk memasok berbagai program pangan dari pemerintahan Kabupaten Pangandaran. Sehingga hasil panen terserap oleh pasar lokal dan memberikan dampak keuntungan bagi warga.

Pemberdayaan desa memang membutuhkan kolaborasi sehingga
tenaga kerja di desa bisa tetap produktif. Dukungan lain juga perlu diupayakan baik dari sisi akses permodalan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan pertanian, hingga akses informasi pemasaran. Dukungan pemerintah maupun swasta bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang terdampak Covid ini.

“Pelatihan dari BLK Lembang membantu warga untuk meningkatkan
skill sehingga menjadi tenaga kerja terampil dan berdaya,” kata Tuti Haryanti, Kepala BLK Lembang.

Dalam masa pandemi ini, BLK Lembang menyadari ada banyak
tantangan dalam berwirausaha. Sekaligus memberi peluang untuk menjadi tenaga terampil sesuai dengan bidangnya. Peluang dalam sektor pertanian masih terbuka luas.

“Untuk itu perlu sinergi berbagai pihak,” katanya.

Dari laporan riset PRISMA April 2020, dalam judul Dampak Covid-19 di
Pertanian : Perspektif Petani, dijelaskan ada berbagai tantangan utama petani saat ini. Mulai dari akses informasi dan bantuan pemerintah, kesulitan menjual hasil pertanian, hingga penurunan harga komoditas.

Dunia pertanian memang berpeluang menyerap tenaga kerja. Menurut survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang dilakukan BPS Februari 2019 menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Ketiga sektor ini berada di desa dan mampu menyumbang PDF sebesar 12,81% atau senilai Rp 1.900 triliun. Artinya, desa memang memiliki potensi besar dalam mendongkrak
pertumbuhan ekonomi nasional.

Dari data BPS juga menujukkan Tingkat Pengangguran Terbuka hanya
mencapai 3,45% dari total jumlah penduduk. Ini menandakan angka yang jauh lebih kecil dibandingkan pengangguran yang berada di kota atau
mencapai 6,30%.

Saat ini, dunia pertanian memang semakin dilirik terlebih pada masa
pandemi saat ini. Usaha pertanian di desa semakin menjamur dan beraneka ragam. Mulai dari produksi ragam tanaman, ternak hingga pengolahan produk lanjutan untuk menambah nilai ekonomi. Proses
dari hulu ke hilir ini membutuhkan banyak tenaga kerja yang terampil.

Keberadaan tenaga terampil ini tentu saja menjadi pondasi penting bagi
pembangunan. Untuk itu, keberadaan BLK Lembang, sebagai wadah pembekalan skill, diharapkan mampu melahirkan kualitas sumber daya manusia. Sehingga sektor pertanian menjadi primadona bagi generasi di masa depan. Sekaligus menjawab solusi di tengah ekonomi yang memburuk di masa pandemi ini. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *